Yogyakarta – Mengulik kisah inspiratif alumni Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berhasil menembus kancah internasional, Siti Hanum Afuwani resmi meraih gelar Master of Translation and Interpreting dari The University of New South Wales (UNSW) pada 2025. Alumni PBI UAD angkatan 2012 ini menempuh studi S2 melalui beasiswa penuh Australia Awards Scholarship (AAS) yang didanai oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Pemerintah Australia.

Langkah Menuju Dunia

Perjalanan akademik Hanum dimulai di PBI UAD, tempat ia menempuh studi S1 hingga lulus pada 2016. Semasa kuliah, Hanum dikenal aktif di berbagai organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi (EDSA), Debating Community UAD (DeCo UAD), dan Peer Assisted Learning Program (PALP). Prestasinya juga gemilang. Ia kerap mewakili UAD di ajang debat nasional seperti National University Debating Championship (NUDC) dan ajang internasional seperti Asian English Olympics (AEO) yang diselenggarakan BINUS University, di mana ia meraih Runner-Up Novice.

Mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Australia, ia menekankan bahwa ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan sebelumnya:

  • Motivasi yang kuat — Memiliki alasan yang jelas mengapa ingin melanjutkan studi dan bagaimana studi tersebut akan berdampak pada masa depan.
  • Riset mendalam — Mencari tahu seluruh persyaratan, proses seleksi, serta tips dari alumni penerima beasiswa.
  • Persiapan matang — Mengasah kemampuan bahasa Inggris dan menyiapkan dokumen dengan baik.

Memilih UNSW bukanlah keputusan spontan. Hanum mengaku ingin mengembangkan diri secara akademik dan profesional, serta merasakan langsung atmosfer belajar di lingkungan internasional.

 “Motivasi utama saya adalah meng-upgrade diri dan membangun jaringan yang lebih luas,” ujarnya. 

Selama menempuh S2, Hanum mempelajari teori dan praktik penerjemahan lisan maupun tulisan, termasuk pemahaman lintas budaya dan etika profesi.

Siti Hanum Afuwani resmi raih gelar Master of Translation and Interpreting dari UNSW pada 2025

Rintangan yang Membentuk Kekuatan

Studi di Australia tentu tidak lepas dari tantangan. Hanum mengungkapkan, manajemen waktu menjadi kunci, apalagi ia harus menyeimbangkan studi dengan peran sebagai ibu dari dua anak kecil. 

“Menyesuaikan diri dengan gaya belajar yang mandiri dan kritis juga tantangan tersendiri. Tapi lingkungan akademik di Australia sangat mendukung diskusi terbuka, kreatif, dan saling menghargai perbedaan,” tuturnya

Salah satu momen paling berkesan baginya adalah kesempatan membangun relasi profesional dengan mahasiswa internasional dari berbagai negara.

Meski tidak mengikuti lomba selama S2, Hanum mendapat kesempatan istimewa mengerjakan proyek penerjemahan bersama Birdlife International, organisasi internasional yang bergerak di bidang pelestarian burung dan habitatnya. Dimana hal itu menjadi pengalaman kerja yang sangat memperkaya keterampilan nya. 

Ke depan, Hanum berencana meniti karier di bidang penerjemahan serta terus mengasah kemampuannya agar dapat memberi kontribusi lebih besar bagi dunia penerjemahan di Indonesia. Kepada mahasiswa PBI UAD, ia berpesan, 

“Maksimalkan waktu kuliah untuk belajar dan mengembangkan diri. Jangan takut mencoba hal baru, karena tantangan adalah pintu menuju peluang.

Mengenang masa kuliahnya di UAD, Hanum mengaku salah satu kenangan terindah adalah bertemu teman-teman dari berbagai daerah. Ia menyampaikan bahwa persahabatan tersebut telah memperkaya perspektifnya dan membentuk jejaring yang masih bermanfaat hingga sekarang.