Posts

Yogyakarta, 14 Juni 2025 – Di tengah semangat wirausaha yang terus digencarkan oleh Universitas Ahmad Dahlan, lima mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI UAD) berhasil membuktikan bahwa kreativitas dan kekompakan bisa mengantar mereka ke panggung prestasi nasional. Melalui produk minuman inovatif bernama The Fizz Lab, tim ini berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus dalam ajang bergengsi Program Pembinaan Kewirausahaan Mahasiswa (P2KM) – UAD Fair 2025, yang merupakan bagian dari Saudagar Dahlan Muda ke-4.

Tim beranggotakan Agung Alfadi, Alfie Alfaregie Herfyanto, Fanny Rahmadani, Ika Safanah, dan Isna Rodiana Binti Munawaroh ini turun sebagai delegasi dari mata kuliah Kewirausahaan dengan semangat untuk mengeksplorasi dunia edupreneur. Meski ini pengalaman pertama mereka, prestasi yang diraih tak main-main:

🏆
Juara 2 Stand Terunik
🏅 Harapan 2 Poster Digital Usaha
🎬 Harapan 3 Video Kreatif Usaha

The Fizz Lab Sabet 3 Kejuaraan

✨ Dari Kelas ke Lapangan: Perjalanan The Fizz Lab

Berangkat dari pengumuman terbukanya kompetisi, tim ini membulatkan tekad untuk mencoba hal baru — bukan hanya untuk meramaikan acara, tetapi juga membangun pengalaman wirausaha yang nyata. Mereka menciptakan The Fizz Lab, minuman lime soda menyegarkan dengan lima varian rasa kreatif: Blue Fizz Ocean, Red Pop Rush, Melon Mist, Lemon Lychee Pop, dan Triple Chill Spark.

 

Agung Alfadi, Mahasiswa PBI UAD 2024

Alhamdulillah ya! Kami sabet tiga penghargaan berkat solidaritas dan semangat tim yang konsisten dari awal,” ungkap Agung dengan semangat. Ia menyebut pengalaman ini sebagai momen belajar dan bersyukur bisa berkolaborasi dengan tim yang kompak dan penuh ide.

Fanny Rahmadani, Mahasiswi PBI UAD 2024

“Wah ini gokil sih, seru banget! Baru pertama kali join, langsung dapat tiga penghargaan. I didn’t expect it,” tambah Fanny.

👥 Di balik Prestasi: Semangat, Tantangan, dan Bimbingan

Perjalanan menuju panggung penghargaan tentu tak lepas dari tantangan. Mulai dari membentuk tim, menyatukan visi, hingga merancang konsep branding dan desain booth, semuanya membutuhkan kerja sama dan komitmen tinggi. Beruntung, tim ini mendapatkan bimbingan langsung dari dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, Dr. Azwar Abbas, M.Hum., yang terus memotivasi mereka untuk menjaga semangat hingga akhir.

Isna Rodiana Binti Munawaroh, Mahasiswi PBI UAD 2024

“Kami cari zona baru, ingin perluas relasi dan wawasan, dan ternyata banyak banget pelajaran berharga yang kami dapat,” jelas Isna.

Ika Safanah, Mahasiswi PBI UAD 2024

“Semoga semangat ini terus berlanjut di kegiatan-kegiatan berikutnya. Kami ingin The Fizz Lab jadi inspirasi untuk teman-teman lain agar tidak ragu mencoba hal baru,” tambah Ika.

Tidak hanya soal bisnis, mereka juga belajar tentang manajemen waktu, kerja tim, hingga teknik presentasi.

🌟 Lebih dari Sekadar Kompetisi

Bagi para anggota The Fizz Lab, ajang ini bukan sekadar lomba. Ini adalah ruang belajar, laboratorium ide, sekaligus batu loncatan untuk percaya pada potensi diri.

Alfie Alfaregie Herfyanto, Mahasiswa PBI UAD 2024

“UAD tidak pernah gagal membuat acara yang seru dan penuh makna,” ujar Alfie sambil mengenang betapa menyenangkannya pengalaman pertama mereka ikut UAD Fair.

Pengalaman ini menjadi bukti bahwa mahasiswa PBI tidak hanya berkutat pada pedagogi dan bahasa, tetapi juga mampu berinovasi dan menyesuaikan diri dengan tantangan dunia nyata. Dengan semangat edupreneurship yang tinggi, mereka menunjukkan bahwa belajar bisa sejauh ini: dari ruang kelas, ke panggung nasional.

Yogyakarta, 12 April 2025 Keluarga besar Program Studi S1 dan S2 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menggelar acara Syawalan di Sekar Mataram, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen, tenaga kependidikan (tendik), serta keluarga besar dari kedua jenjang program studi tersebut.

Acara dimulai dengan kuis ringan yang ditujukan untuk anak-anak para dosen, yang menambah suasana keakraban di antara peserta. Setelah itu, sambutan disampaikan oleh Kaprodi S2 PBI UAD, Dr. Ikmi Nur Oktavianti. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin tahunan setelah Idulfitri.

Sambutan Kaprodi S2 PBI UAD

“Semoga kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga memperkuat kolaborasi, kekeluargaan, dan semangat kebersamaan di lingkungan akademik PBI UAD,” ujar Ikmi.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kaprodi S1 PBI UAD, Sucipto, Ph.D. Ia menyampaikan pentingnya momen Syawalan untuk memperbaharui semangat dalam berkarya di dunia pendidikan.

Sambutan Kaprodi S1 PBI UAD

“Semoga kita semua saling memaafkan dengan tulus. Syawalan memiliki makna peningkatan, oleh karena itu mari kita kembali dengan semangat baru. Semoga semangat dan kinerja kita juga semakin meningkat. Semoga apa yang kita lakukan mendapat keberkahan dari Allah, dan segala upaya kita selama ini dibalas dengan kebaikan oleh-Nya,” ungkap Sucipto.

Memasuki sesi utama, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ust. Benny Hartanto, S.T., M.M., M.Sc. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Menurutnya, nilai-nilai inti Islam yang tertanam dalam budaya Indonesia sangat selaras dengan semangat Syawalan.

Tausiyah Ust. Benny Hartanto, S.T., M.M., M.Sc.

“Menjaga hubungan dengan keluarga dan rutin membaca Al-Qur’an adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim, karena hal itu akan memperkuat ikatan kasih sayang dan memberikan keberkahan dalam hidup,” jelas Ust. Benny.

Tausiyah tersebut mengajak keluarga besar PBI UAD untuk memaknai Syawalan sebagai titik tolak semangat baru dalam mencari keberkahan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun dalam menjalankan peran sebagai pendidik dan pelajar. Momentum ini menjadi pengingat bahwa peningkatan spiritual harus sejalan dengan semangat memperbaiki diri dan mempererat hubungan sosial. Melalui kegiatan ini, keluarga besar PBI UAD berharap dapat terus menjalin ukhuwah, memperkuat silaturahmi, serta memperbarui komitmen untuk memberikan kontribusi terbaik dalam dunia pendidikan.

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Career Talk Show bertajuk “Ramadan di Luar Negeri Bersama Alumni PBI UAD.” Acara yang diadakan secara daring ini menghadirkan empat alumni yang kini berkarier dan melanjutkan studi di luar negeri. Kegiatan ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa dan alumni dalam merancang karier di tingkat global.

Acara ini bertujuan untuk memberikan informasi dan inspirasi kepada peserta mengenai peluang karir dan studi di luar negeri. Sucipto, Ph.D., Kaprodi PBI UAD, menekankan pentingnya acara ini sebagai sumber motivasi dan bimbingan.

“Acara ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa dalam menyiapkan masa depan mereka. Dengan mendengarkan cerita dari alumni, kami berharap mahasiswa bisa mendapatkan inspirasi dan tips untuk mengembangkan karier serta melanjutkan studi di luar negeri,” ujar Sucipto.

Rangkaian Acara

Career Talk Show: Ramadan di Luar Negeri bersama Alumni PBI UAD terdiri dari empat seri:

  1. Jatimoko Saputro (Alumni Angkatan 2011, Community Operation Specialist di TDCX Thailand Ltd.) – 5 Maret 2025 
  2. M. Iqwan Sanjani (Alumni Angkatan 2012, Ph.D. Researcher dan Language Facilitator di UNSW, Australia) – 10 Maret 2025
  3. Nurul Hidayah (Alumni Angkatan 2014, Guru Bahasa Inggris Internasional di Songserm Sasana Vitaya School, Thailand) – 12 Maret 2025
  4. Andy Fitrianto (Alumni Angkatan 2007, Mahasiswa S2 di University of Bristol, United Kingdom) – 14 Maret 2025

Materi yang Dibahas

Keempat narasumber berbagi cerita menarik tentang perjalanan karir dan studi mereka di luar negeri. Mereka menjelaskan langkah-langkah yang membawa mereka ke posisi saat ini, sekaligus mengungkapkan momen-momen berkesan saat menjalani Ramadan di negara asing. Ada yang merasakan nuansa Ramadan yang penuh kemeriahan, dikelilingi oleh komunitas yang hangat, sementara yang lain menghadapi tantangan tersendiri. Pengalaman beragam ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana budaya dan tradisi tetap bisa hidup, meskipun jauh dari tanah air.

Diskusi ini semakin menarik ketika para alumni membagikan tips praktis untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejak mereka. Mereka menekankan pentingnya keterampilan komunikasi dan adaptasi dalam menghadapi lingkungan baru, serta bagaimana membangun jaringan dapat membuka berbagai peluang.

Selain itu, mereka juga berbagi pengalaman lucu dan tantangan yang dihadapi selama berkarier di luar negeri, menjadikan sesi ini bukan hanya informatif tetapi juga menghibur. Peserta pun tampak antusias, dengan banyak pertanyaan yang diajukan, menunjukkan ketertarikan yang tinggi untuk mengeksplorasi peluang global di masa depan.

Tantangan dan Peluang

Mereka juga membahas tantangan yang dihadapi saat berkarier di kancah internasional. Dari perbedaan budaya yang kadang mengejutkan hingga kesulitan beradaptasi dengan sistem kerja yang baru, setiap alumni memiliki kisah uniknya sendiri. Nurul, seorang guru Bahasa Inggris internasional di Thailand, menuturkan bahwa kemampuan beradaptasi sangat berguna ketika berkarir di luar negeri.

Nurul Hidayah – Intrernational English Teacher at Songserm Sasana Vitaya School, Thailand

“Tantangan awal yang saya rasakan adalah keterbatasan bahasa lokal di sini. Oleh karena itu, perlu sekali bisa berbahasa Inggris sebagai modal untuk bertahan di luar negeri,” jelas Nurul.

Sementara Muhammad Iqwan berbagi pengalaman menghadapi perbedaan cara berpikir dan pendekatan dalam menyelesaikan masalah. Meskipun tantangan tersebut tak jarang membuat mereka merasa tertekan, semua alumni sepakat bahwa pengalaman ini memperkaya perspektif dan keterampilan mereka. Hal ini menjadikan mereka lebih tangguh dan siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.

M. Iqwan Sanjani – Ph.D. Researcher at the University of New South Wales, Australia

“You have to finish what you started. Kalau yang saya alami itu lebih ke tantangan mental, tentang bagaimana mengelola perasaan,” jelas Iqwan.

Jatimoko juga menegaskan bahwa peluang untuk berkarier di luar negeri sangat banyak dan bervariasi, terutama di era globalisasi saat ini. Dia menjelaskan bahwa banyak perusahaan multinasional yang mencari talenta dengan latar belakang beragam. Ini memberikan kesempatan bagi individu untuk mengeksplorasi karir di berbagai bidang. Jatimoko mendorong para mahasiswa untuk tidak ragu mengambil langkah pertama, karena dunia kerja di luar negeri menawarkan pengalaman yang tidak hanya memperkaya keterampilan, tetapi juga memperluas jaringan profesional yang dapat bermanfaat sepanjang karir mereka.

Jatmiko Saputro – Community Operation Specialist (TDCX Thailand Ltd.)

“Peluang untuk berkarir di luar negeri itu besar, terutama bagi lulusan Bahasa Inggris. Namun, kembali kepada individu masing-masing, apakah bisa memanfaatkan kesempatan itu atau tidak,” jelas Jatimoko.

Tips dan Strategi

Diskusi ini juga menyentuh tentang tips dan strategi untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi studi atau karier global, memberikan panduan praktis bagi mahasiswa yang ingin mengikuti jejak alumni.

Andy Fitrianto sempat berbagi pengalamannya saat mendaftar beasiswa LPDP, di mana salah satu hal yang perlu disiapkan dengan baik adalah tes profisiensi bahasa Inggris, baik itu IELTS (International English Language Testing System) maupun TOEFL (Test of English as a Foreign Language).

Andy Fitrianto – Awardee LPDP PK-228 University of Bristol 2024, MSc Teaching and Learning.

“Salah satu syarat untuk mengajukan beasiswa di LPDP adalah memiliki skor IELTS minimal 6, sehingga harus disiapkan dengan baik agar bisa mendapatkan skor tersebut, terutama karena biaya untuk mengikuti IELTS juga tidak kecil bagi sebagian besar orang,” ujar Andy.

Nurul Hidayah juga menjelaskan bahwa salah satu tips untuk bertahan di luar negeri adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik. Ia menekankan pentingnya menguasai bahasa lokal dan bahasa internasional, karena hal ini akan memudahkan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan membantu dalam menyesuaikan diri dengan budaya baru.

“Kemampuan berkomunikasi yang baik tidak hanya membantu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuka peluang untuk membangun jaringan yang lebih luas, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Dengan demikian, kita pun memiliki banyak teman di banyak negara,” ungkap Nurul.

Dengan demikian, investasi waktu dan usaha untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sangatlah berharga bagi siapa pun yang ingin sukses di lingkungan internasional. Dengan acara ini, PBI UAD menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung mahasiswa dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan peluang yang ada di luar negeri, menjadikan mereka lebih siap menghadapi tantangan global di masa yang akan datang.