Posts

Yogyakarta, 17 Mei 2025 – Setelah sukses menggelar Study Club Workshop pertama, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Study Club Workshop Series #2 bekerja sama dengan Peer Assisted Learning Program (PALP).Workshop yang berlangsung di Auditorium Kampus 2 ini menghadirkan Dr. Ikmi Nur Oktavianti, S.S., M.A. sebagai pemateri. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan dipandu oleh Monica Gita Konipa, S.Pd., sebagai moderator. Workshop ini diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024 sebagai upaya meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa, khususnya dalam bidang academic writing.

Dalam kegiatan ini, Dr. Ikmi menyampaikan pentingnya penguasaan penulisan akademik bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang berada di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Ia menekankan bahwa kemampuan menulis akademik seperti esai, artikel, hingga skripsi adalah keterampilan dasar yang wajib dimiliki. Oleh karena itu, mahasiswa perlu terus berlatih menulis dan membiasakan diri dengan struktur serta gaya bahasa akademik yang baik dan benar.

Selama sesi berlangsung, suasana kelas sangat interaktif. Mahasiswa terlihat antusias dan aktif menyimak pemaparan materi. Mereka juga berpartisipasi dalam sesi diskusi menggunakan platform Mentimeter untuk menyampaikan pendapat serta menjawab pertanyaan dari narasumber.

Salah satu sesi yang paling menarik adalah tanya jawab seputar penulisan yang benar dan salah dalam konteks akademik. Mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat mendapatkan hadiah, yang semakin meningkatkan semangat mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini.

Dr. Ikmi Nur Oktavianti, S.S., M.A. sebagai pemateri

Dr. Ikmi juga membagikan tips penting dalam membangun kebiasaan menulis. Ia menegaskan bahwa dalam menulis, mahasiswa harus bisa menyisihkan waktu secara khusus.

“Ketika menulis, kita harus make time, kita bisa menyisihkan waktu dua jam setiap hari untuk menulis. Bebas jamnya. Dan ketika menulis, kita juga harus banyak membaca, karena dari sumber bacaan itu kita bisa menemukan ide-ide yang bagus,” ujar beliau. 

Tak hanya itu, beliau juga memperkenalkan beberapa platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses penulisan akademik mahasiswa.

Study Club Workshop Series #2

Study Club Workshop Series #2 diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan menulis akademik mahasiswa PBI UAD. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dukungan terhadap pengembangan kemampuan menulis. PBI UAD dan PALP terus berkomitmen menciptakan ruang belajar aktif dan relevan.

Songkhla, Thailand — Riesta Chania Sandy, alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2014, baru saja mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Ia dinobatkan sebagai Outstanding Teacher oleh Private Islamic Schools Association of Songkhla Province, Thailand, pada peringatan Hari Guru Nasional Thailand yang jatuh pada 16 Januari 2025 lalu. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia pendidikan, khususnya di Sangkhom Islam Wittaya School, tempat Riesta mengajar selama empat tahun terakhir. Sebelum mengajar di Sangkhom Islam Wittaya School, Riesta sempat mengajar di Uttayan Suksa Krabi School, Thailand. Pengalaman tersebut turut membentuk kompetensinya sebagai pendidik yang adaptif dan berdedikasi tinggi dalam lingkungan multikultural. Secara keseluruhan, ia telah menetap dan mengabdikan diri sebagai pendidik di Thailand selama hampir enam tahun.

“Saya tidak tahu pasti apakah ada syarat tertentu untuk menerima penghargaan ini, tapi saya tahu bahwa saya dipilih oleh sekolah, mungkin karena pengabdian yang konsisten dan kehadiran saya selama bertahun-tahun di sekolah ini,” ujar Riesta dengan rendah hati.

Mengajar dengan Hati: Kunci Dedikasi dan Pengaruh

Riesta percaya bahwa keberhasilannya sebagai pendidik tidak lepas dari satu prinsip utama: mengajar dengan hati.

Riesta Chania Sandy Raih Penghargaan Outstanding Teacher di Thailand

“Ilmu bisa disampaikan siapa saja, tapi yang sampai ke hati siswa itu adalah ketulusan,” ujarnya. Bagi Riesta, seorang guru bukan hanya pengajar materi, tapi juga sahabat perjalanan bagi murid-muridnya. “Dunia pendidikan terus berubah, murid juga berkembang. Kita sebagai guru harus terus belajar dan terbuka dengan hal baru,” tambahnya.


Tantangan di Negeri Orang

Tinggal dan mengajar di luar negeri tentu bukan perkara mudah. Riesta menghadapi tantangan berupa perbedaan sistem pendidikan, budaya kerja, hingga hambatan bahasa. Namun, ia berhasil melewatinya dengan mengandalkan kemampuan interpersonal, belajar dari lingkungan, dan membangun relasi dengan guru lokal maupun guru Indonesia di Thailand. Tak lupa, ia juga mulai mempelajari bahasa Thailand untuk mempermudah komunikasi sehari-hari.

Bekal dari PBI UAD

Pengalaman akademiknya di PBI UAD turut membentuk karakter dan kompetensinya sebagai seorang guru profesional. Ia mengapresiasi pendekatan seimbang antara teori dan praktik yang diterapkan kampusnya. Program magang, mata kuliah strategi pengajaran, serta manajemen kelas menjadi bekal yang sangat berguna dalam kariernya di luar negeri. Dalam proses mengajarnya, Riesta memanfaatkan berbagai media visual dan digital seperti video, game interaktif, serta media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah, seperti flashcards dan storybooks. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa di kelas.

Pesan untuk Calon Guru

Bagi para mahasiswa PBI UAD yang sedang meniti jalan menjadi guru, Riesta berpesan untuk menikmati prosesnya. Ia mengingatkan bahwa menjadi guru bukan soal tahu segalanya, tapi soal kemauan untuk terus belajar dan peduli.

“Ilmu yang kalian bagikan bakal jadi amal jariyah. Jadi, tetap semangat, tetap rendah hati, dan jangan lupa: jadi guru itu keren!” imbuhnya dengan semangat.

Langkah Selanjutnya

Tak berhenti sampai di sini, penghargaan ini justru menjadi pemantik semangat bagi Riesta untuk terus berkembang. Ia bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang S2, khususnya di bidang pendidikan bahasa atau pengembangan kurikulum, demi memperluas wawasan dan memperdalam pengaruhnya sebagai pendidik.

Riesta Chania Sandy adalah bukti nyata bahwa ketulusan, semangat belajar, dan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Hal ini dapat membawa seorang guru menuju pengaruh yang lebih luas — hingga lintas negara.