Posts

Yogyakarta – English Department Student Association (EDSA) PBI UAD menggelar dua agenda, yakni Workshop Speaking serta Monitoring and Evaluation (Monev) Family LSO EDSA #2. Kegiatan ini berlangsung di Laboratorium Bahasa A (6/12/2025).

Kegiatan pertama berupa Workshop Speaking dimulai pukul 10.00 WIB. Agenda ini merupakan program kerja Divisi Academic EDSA dan diikuti oleh pengurus serta LSO (EDSA Journalist Team, Keluarga Teater PeBei, dan Peer Assisted Learning Program). EDSA menghadirkan Astry Fajria, S.S., M.Pd.B.I., sebagai pemateri dengan mengusung tema S.P.E.A.K (Speak, Practice, Enhance, Apply, Knowledge).

Selama sesi, peserta tidak hanya menerima materi namun juga terlibat dalam praktik berbicara bahasa Inggris. Setiap peserta diberi label nama dengan nomor kehadiran. Lalu Miss Astry menyebutkan nomor secara acak untuk menentukan peserta yang berbicara sesuai konteks diskusi.

Ketua pelaksana kegiatan, Levina Galuh Yulinar Rahayu, mengatakan bahwa workshop ini bertujuan meningkatkan kepercayaan diri peserta dalam berbicara bahasa Inggris.

“Workshop ini kami rancang agar peserta berani mencoba dan lebih percaya diri menggunakan bahasa Inggris,” ujar Levina.

Workshop berakhir pukul 11.30 WIB dan dilanjutkan dengan ISHOMA. Peserta kembali berkumpul pada pukul 13.00 WIB untuk mengikuti agenda kedua, yaitu Monev Family LSO EDSA #2.

Agenda ini merupakan program Divisi Interest and Talent EDSA. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen tim pendamping mahasiswa (TPM), Nur Rifai Akhsan, S.Pd., M.Ed., dan Astry Fajria, S.S., M.Pd.B.I. Setiap divisi kemudian memaparkan progres, kendala, dan evaluasi program kerja, sebelum menerima masukan dan komentar dari dosen TPM. Seluruh rangkaian Monev disampaikan dalam bahasa Inggris. Kegiatan meliputi pembukaan, pemaparan, hingga pemberian umpan balik sebagai tindak lanjut dari workshop speaking sebelumnya.

“I appreciate how all divisions commit to using English throughout this Monev. This consistency will build a strong culture of confidence and academic readiness for future responsibilities,” tutur Rifai. 

Monev kedua ini juga meninjau kesiapan pengurus menuju kongres serta strategi regenerasi kepengurusan. Kegiatan ini menjadi lanjutan Monev pertama yang dilaksanakan pada 19 Juni 2025.

Koordinator Divisi Interest and Talent, Ferdi Aprilianto, menyampaikan kesannya terhadap pelaksanaan Monev,

“Today’s Monev provides us with a clear reflection of our progress. Feedback from our lecturers gives us direction and motivation to improve our performance before entering the congress period.”

Seluruh rangkaian kegiatan ditutup pukul 15.30 WIB. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas organisasi serta mematangkan persiapan pengurus EDSA dan LSO menyambut agenda besar selanjutnya.

English Department Student Association (EDSA) berhasil menyelenggarakan kegiatan English Camp Batch 2025 sekaligus EDSA Waroeng Ilmu (EWI). Kegiatan ini mengusung tema “SOLARIA: Empowering Each Other to Shine Bravely and Brightly.”

Acara berlangsung pada 21–22 November 2025 di Desa Wisata Pulesari, Turi, Sleman. Total peserta mencapai 75 orang, termasuk panitia, pendamping, dosen, dan tamu undangan.

Acara dimulai dengan pelaksanaan salat Magrib berjamaah, yang kemudian dilanjutkan sesi inti EDSA Waroeng Ilmu. Sesi ini diisi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, UAD, Sucipto, M.Pd.B.I., Ph.D. Beliau hadir sebagai bagian dari pembinaan akademik dan karakter spiritual di bawah Divisi Religious Affairs. Dalam penyampaiannya, beliau memberikan kiat-kiat menjadi mahasiswa yang kuat, disiplin, serta mampu menghadapi tantangan perkuliahan dengan sikap matang dan tekun. Kegiatan ini dikaitkan dengan proses penguatan mental dan keyakinan diri mahasiswa baru.

Pada awal sesi, beliau turut memperkenalkan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) kepada para mahasiswa.

Kaprodi PBI UAD sekaligus Pemateri EDSA Waroeng Ilmu

“Mahasiswa perlu membangun ketangguhan sejak awal agar mampu menghadapi tantangan akademik dan kehidupan kampus dengan bijaksana,” tutur Bapak Sucipto.

Sebelum sesi hiburan dimulai, peserta menerima sambutan dari Gubernur BEM FKIP, Arif Setyawan. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kebersamaan, keaktifan, dan dukungan antarmahasiswa sebagai generasi kampus yang siap berkembang.

Ketua EDSA, Derly Syahputra, menyampaikan rasa bangganya atas terselenggaranya kegiatan ini yang penuh makna dan nilai kebersamaan.

English Camp 2025 – Para dosen PBI UAD turut meramaikan kegiatan Makrab PBI UAD 2025

“SOLARIA bukan hanya tema, tetapi semangat untuk saling menguatkan. Saya bangga melihat antusiasme teman-teman yang bersinar dengan caranya masing-masing,” tutur Derly. 

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Ahmed Rassel, turut memberikan apresiasi atas kerja keras seluruh pihak.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi pengalaman berkesan bagi mahasiswa baru. Terima kasih kepada semua yang mendukung, sehingga acara ini berjalan lancar dan penuh kebersamaan,” tutur Rassel.

Suasana malam kemudian semakin meriah dengan Talent Show dari mahasiswa angkatan 2025 dan panitia. Mereka menampilkan beragam kreativitas, mulai dari nyanyian, tarian, flashmob, pembacaan puisi, hingga penampilan dari keluarga teater PeBei.

Setelah itu, peserta mengikuti rangkaian kegiatan kebersamaan seperti tukar kado, fun games, dan api unggun. Mereka juga menikmati hidangan jagung bakar yang menambah kehangatan serta mempererat kekompakan di antara peserta.

English Camp 2025 | “SOLARIA: Empowering Each Other to Shine Bravely and Brightly.”

Selepas istirahat malam, kegiatan berlanjut dengan suasana pagi yang segar melalui sesi senam bersama. Acara dilanjutkan dengan pembinaan Tim Pendamping Mahasiswa (TPM) oleh Astry Fajria, S.S., M.Pd.B.I.

Beliau menjelaskan peran TPM, tugas-tugas akademik yang perlu dipahami mahasiswa baru, serta menggali minat dan bakat peserta sebagai dasar pembinaan lanjutan.

Kegiatan berlanjut dengan quiz interaktif bersama PALP (Peer Assisted Learning Program). Dilanjutkan dengan sesi outbound. Bagian ini menjadi salah satu momen paling seru dan menantang, sekaligus mempererat kerja sama antar mahasiswa.

Sesi Outbound – English Camp 2025 “SOLARIA”

Acara ditutup dengan Awarding Session bagi peserta serta panitia. Lalu dilanjutkan foto bersama, dan kepulangan seluruh peserta pada siang hari. Selain mempererat kebersamaan, acara ini juga diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan akademik PBI UAD.

Yogyakarta – Sebanyak 23 siswa kelas peminatan bahasa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta melakukan kunjungan ke Laboratorium Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 20 November 2025. Para siswa didampingi oleh beberapa guru dan Kepala Sekolah, Erfin Widiyanto, S.IP. Kunjungan yang berlangsung di Lab Bahasa A ini bertujuan utama untuk melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara kedua institusi.

Rombongan SMP Muhammadiyah 4 tiba sekitar pukul 09.00 pagi dan mengawali kegiatan dengan campus tour yang dipandu oleh dua mahasiswa PBI, Sukmowati Karunia Widi dan Alifia Aminatuzzahra.

Acara inti kemudian dilanjutkan di Lab Bahasa A dengan sambutan dari perwakilan masing-masing lembaga. Kepala Program Studi PBI, Sucipto, M.Pd.B.I., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kegembiraannya.

Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PBI UAD dengan SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta

“Alhamdulillāh, saya ucapkan selamat datang kepada Bapak/Ibu guru serta para siswa dari SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UAD. Kami sangat senang dapat menerima kunjungan peminatan bahasa ini, sekaligus memperkuat kerja sama antara kampus dan sekolah,” ujar Bapak Sucipto.

Senada dengan Kaprodi PBI, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, Bapak Erfin Widiyanto, S.IP., juga menyampaikan harapannya.

“Terima kasih kami sampaikan kepada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UAD yang telah berkenan menerima kunjungan kami hari ini. Kami berharap kerja sama ini dapat menjadi ruang belajar yang baru bagi para siswa, khususnya dalam memperdalam minat mereka di bidang bahasa. Semoga kegiatan di Lab Bahasa ini menginspirasi siswa-siswa kami untuk terus semangat belajar, serta mempererat hubungan baik antara sekolah kami dan PBI UAD,” ucapnya.

English for Fun dengan Siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta

Penandatanganan kerja sama ini merupakan bentuk komitmen antara kedua lembaga untuk memberikan pengalaman belajar langsung (hands-on experience) kepada para siswa. Selain itu, PKS bertujuan untuk memperkuat hubungan, membuka peluang kolaborasi, serta mendukung pengembangan minat dan keterampilan berbahasa siswa sejak dini.

Setelah sesi formal penandatanganan PKS selesai, para siswa tampak antusias mengikuti sesi fun games selama 40 menit yang diisi oleh dua mahasiswi pendamping, Sukmowati dan Alifia. Kegiatan yang berjalan seru tersebut menjadi penutup rangkaian acara kunjungan.

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Ani Susanti, M.Pd.B.I., menjadi pemateri dalam Workshop Revitalisasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda pada 22–23 Oktober 2025.

Kegiatan tersebut melibatkan tiga program studi, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD). Workshop ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan implementasi kurikulum OBE di lingkungan FKIP.

Dalam pemaparannya, Dr. Ani membahas dua topik utama, yaitu pengenalan dan pengembangan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE).

Baca juga: Raker PBI UAD 2025

Pada sesi pertama, ia mengulas filosofi dasar OBE, pergeseran paradigma dari input-based learning menuju outcome-oriented learning, serta tantangan implementasinya dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Pada sesi kedua, Dr. Ani menjelaskan proses perancangan Graduate Learning Outcomes (GLO). Ia kemudian menerangkan bagaimana GLO diturunkan menjadi Course Learning Outcomes (CLO). Ia juga membahas strategi penyusunan asesmen dan rubrik penilaian yang berorientasi pada capaian pembelajaran.

Dosen PBI UAD Jadi Pemateri Workshop Kurikulum OBE di Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Dalam penutupnya, Dr. Ani menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pendidikan.

“OBE menuntun kita untuk tidak berhenti di perencanaan, tetapi memastikan bahwa setiap proses benar-benar berdampak pada perubahan—pada cara mahasiswa berpikir, bersikap, dan berkontribusi. Karena keberhasilan pendidikan bukan diukur dari seberapa banyak kita mengajar, tetapi seberapa jauh mahasiswa tumbuh dari proses itu,” ujarnya. 

Melalui kegiatan nasional ini, PBI UAD terus menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi aktif terhadap pengembangan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Yogyakarta, 22 Oktober 2025 — Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., selaku Wakil Rektor UAD Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, membuka Rapat Kerja Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan suasana hangat dan kontemplatif. Beliau menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), khususnya dalam mengelola amal usaha sebagai wujud semangat pengabdian profesional.

Menurut Dr. Nurkholis, karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga Muhammadiyah yang dipekerjakan sesuai keahlian dan kemampuannya. Sebagai bagian dari persyarikatan, mereka diharapkan memiliki rasa memiliki dan kesetiaan untuk memelihara serta mengembangkan amal usaha. Hal ini juga sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan kebajikan kepada sesama. Dalam konteks ini, karyawan termasuk dosen dan tenaga kependidikan (tendik) berhak atas kesejahteraan layak dengan tetap menjaga syukur dan proporsionalitas.

Dr. Nurkholis menegaskan empat hal penting dalam pengelolaan amal usaha Muhammadiyah.

  1. Pertama, adanya identitas ganda sebagai warga Muhammadiyah dan profesional kampus. Identitas ini menciptakan ciri khas yang membedakan insan amal usaha Muhammadiyah dari profesional lain. Mereka tidak hanya bekerja untuk karier pribadi, tetapi juga menjalankan misi dakwah dan tajdid melalui keahliannya.
  2. Kedua, pentingnya memaknai kerja sebagai ibadah dan pengabdian. Pekerjaan bukan sekadar pemenuhan tanggung jawab duniawi, tetapi merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan pelayanan kepada sesama manusia. Dengan niat yang lurus, setiap aktivitas profesional menjadi bagian dari ibadah yang bernilai spiritual.
  3. Ketiga, membangun rasa memiliki dan loyalitas aktif terhadap lembaga. Setiap warga amal usaha Muhammadiyah hendaknya memiliki komitmen untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan lembaga tempatnya bernaung. Loyalitas ini lahir dari keyakinan bahwa amal usaha tersebut adalah ladang ibadah bersama yang harus dirawat sepenuh hati.
  4. Keempat, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dengan sikap syukur. Dalam bekerja, seseorang memang berhak memperoleh kesejahteraan, tetapi harus disertai kesadaran akan pentingnya menunaikan kewajiban dengan tulus. Sikap syukur menjadi penyangga agar semangat profesionalisme tetap berada dalam koridor keikhlasan dan keberkahan.

Dari keempat prinsip tersebut, Dr. Nurkholis menggambarkan alur sinergis antara ideologi dan aksi dalam amal usaha Muhammadiyah. Identitas ganda menjadi dasar filosofis yang menumbuhkan motivasi spiritual, diikuti oleh pemaknaan kerja sebagai ibadah yang melahirkan rasa memiliki dan loyalitas aktif. Semua bermuara pada keseimbangan antara hak dan kewajiban yang disertai rasa syukur.

Siklus positif ini, menurutnya, akan terus memperkuat semangat pengabdian profesional. Identitas Muhammadiyah yang tertanam dalam setiap insan amal usaha menjadi sumber motivasi yang menumbuhkan keikhlasan, tanggung jawab, dan komitmen terhadap kemajuan program studi. Dengan demikian, sinergi antara identitas ke-Muhammadiyahan dan profesionalisme menjadi fondasi kokoh bagi keberlanjutan amal usaha serta kemajuan persyarikatan secara keseluruhan.

Sebagai penutup, Dr. Nurkholis menampilkan sebuah poster bergambar wajah Kiai Ahmad Dahlan yang memuat pesan mendalam:

“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggal dunia, maka aku berpesan kepada anak-anakku semua. Aku tidak meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian. Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”

Pesan penuh ketulusan dari Kiai Ahmad Dahlan itu menjadi refleksi bagi setiap peserta Raker. Tanggung jawab memelihara, menjaga, dan mengembangkan Muhammadiyah bukanlah sekadar tugas administratif, melainkan amanah spiritual yang menuntut pengabdian profesional, keikhlasan hati, dan rasa cinta yang mendalam terhadap persyarikatan.