Posts

Yogyakarta, 30 April 2025 — Sebanyak 16 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) akan mengikuti program magang mata kuliah Practicum of Journalism mulai 1 Mei 2025. Program ini merupakan bagian dari kurikulum pembelajaran berbasis praktik dan dibimbing langsung oleh dosen pengampu, Prayudha, M.A.

Magang ini terlaksana melalui kerja sama dengan mitra eksternal, yakni Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Dalam pelaksanaannya, 12 mahasiswa akan ditempatkan di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sementara 4 mahasiswa lainnya di PWM. Penempatan ini disesuaikan berdasarkan kebutuhan lembaga dan kapasitas masing-masing lokasi. Para mahasiswa akan menjalani masa magang selama tiga bulan, dimulai dari 1 Mei hingga akhir Juli 2025. Kegiatan berlangsung enam hari kerja dalam sepekan, dari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Skema ini dirancang agar mahasiswa dapat mengalami dinamika kerja jurnalistik secara nyata dan berkelanjutan.

Sebelum magang dimulai, para peserta terlebih dahulu mengikuti sesi wawancara seleksi menggunakan Bahasa Inggris. Wawancara ini menjadi bagian dari penilaian awal yang sekaligus melatih kesiapan komunikasi mahasiswa dalam konteks profesional. 

Magang Practicum of Journalism di Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya sedikit kaget interview-nya full English aja sih, new experience banget buat saya,” ujar Derly, mahasiswa Practicum of Journalism.

Selama magang, mahasiswa akan ditempatkan di bawah koordinasi Bidang Media dan Komunikasi. Tugas utama mereka adalah meliputi penulisan press release untuk berbagai agenda kelembagaan, serta produksi konten seperti berita, artikel, dan materi media sosial.

Program ini tidak hanya memperkuat keterampilan jurnalistik mahasiswa, tetapi juga menjadi wujud nyata dari implementasi pembelajaran pada dunia kerja. Lebih dari itu, kegiatan magang ini mencerminkan salah satu keunggulan utama Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UAD, yaitu Widening Competence—strategi pengembangan kompetensi mahasiswa di luar ranah pengajaran. Melalui pengalaman langsung di dunia jurnalistik institusional, mahasiswa diajak untuk mengasah keterampilan berpikir kritis, menulis strategis, serta beradaptasi dalam lingkungan kerja nyata. Di akhir masa magang, setiap peserta diwajibkan menyusun laporan kegiatan sebagai luaran akademik resmi dari mata kuliah Practicum of Journalism.

Yogyakarta — Pada Sabtu, 26 April 2025, ruang Serbaguna Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan dipenuhi antusiasme saat dua alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI UAD) hadir dalam Career Talk Show. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Syawalan dan Pelantikan KAMADA PBI UAD yang berlangsung pada hari yang sama.

Dengan durasi singkat namun penuh makna, talk show ini mempertemukan mahasiswa, dosen, dan alumni dalam satu ruang untuk mendengar kisah langsung dari Faisal Abidin, S.Pd. dan Miftah Royani, S.Pd., M.A., dua sosok alumni yang kini meniti karier sukses di jalur yang berbeda.

Kisah dari Dunia Bahasa dan Teknologi

Faisal Abidin mengawali kariernya di PT Nusantara Sakti sebelum melangkah ke dunia penerjemahan profesional. Dari posisi sebagai Translation Project Manager di STAR Software Indonesia, hingga menjadi Language Lead untuk Google Indonesia, Faisal kini menjabat sebagai Indonesian Language Specialist di RWS Group. Faisal membagikan bahwa kecintaannya terhadap bahasa dan pengalaman kuliah di bidang translation menjadi fondasi kuat dalam memilih jalur kariernya.

Faisal Abidin, S.Pd. | Indonesian Language Specialist di RWS Group

“Memang kita kuliahnya di Pendidikan Bahasa Inggris yang diarahkan sebagai pendidik, tapi pada akhirnya kita harus bertanya pada diri sendiri: ‘Apa yang benar-benar ingin saya lakukan?’ Jika jiwa kita tidak di mengajar, tidak apa-apa kok memilih pekerjaan yang tidak linier,” ungkapnya, yang menjadi salah satu kutipan paling mengena sore itu.

Dari Debat Kampus ke Dunia Wirausaha

Berbeda jalur, namun tak kalah inspiratif, Miftah Royani justru menemukan passion-nya di dunia wirausaha. Setelah sempat menjadi instruktur bahasa Inggris dan dosen luar biasa, Miftah kini dikenal sebagai founder dari dua brand usaha, yakni Mandaka Home Living dan Cintamart. Dalam pemaparannya, Miftah menyebut bahwa mata kuliah Practicum Journalism menjadi salah satu momen penting dalam membentuk mental dan keberaniannya. 

Miftah Royani, S.Pd., M.A. | Entrepreneur (Founder Cintamart & Mandaka Home Living)

“Waktu itu kami diminta mewawancarai wartawan senior langsung di kantornya. Itu benar-benar butuh mental kuat. Ditambah lagi, saya juga aktif di debat, dan itu sangat membantu membentuk pola pikir kritis saya,” ujar Miftah. 

Menurutnya, sikap berani dan berpikir tajam yang terbentuk sejak kuliah kini menjadi aset penting dalam membangun dan menjalankan bisnis. Miftah berpesan, “Kalau bekerja, harus seratus persen.” Sebuah pernyataan kuat sebagai pengingat untuk selalu total dalam menjalani peran kita.

Menemukan Jalan, Meski Tidak Lurus

Dari talk show ini, tersampaikan satu benang merah: bahwa perjalanan karier tak harus selalu lurus atau sesuai ekspektasi awal. 

“Tidak apa-apa kok kalau saat lulus belum langsung bekerja di tempat yang diinginkan, atau mendapat gaji yang sesuai harapan, kehidupan akan membawa kita ke tempat yang memang sudah ditakdirkan untuk kita,” ujar Eryke, selaku moderator, saat menutup talk show hari itu.

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguaruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar acara Syawalan dan Pelantikan Keluarga Alumni PBI UAD (KAMADA) pada Sabtu, 26 April 2025. Bertempat di ruang serbaguna lantai 10 sisi timur Gedung Utama Kampus 4 UAD. Momen ini menjadi kesempatan penting untuk mempererat tali silaturahmi dan membangun jaringan antaralumni.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 12.30 WIB dan dihadiri oleh alumni lintas angkatan, dosen, serta jajaran pimpinan fakultas. Acara ini menghadirkan pembicara spesial yang memberikan inspirasi dan motivasi kepada seluruh peserta. Selain itu, dilakukan pula pelantikan Ketua dan Pengurus KAMADA PBI UAD periode 2025–2028.

Acara pelantikan dipimpin langsung oleh Pimpinan Pusat Keluarga Alumni UAD, Purnomo, S.T., M.M., dan disaksikan oleh para alumni, mahasiswa, serta dosen PBI UAD. Dalam pelantikan ini, Radita Anjar Hirdanto (PBI 2008) resmi dilantik sebagai Ketua KAMADA PBI UAD 2025–2028, didampingi Patria Handung Jaya (PBI 2009) sebagai Wakil Ketua. Selain ketua dan wakil ketua, turut dilantik pula jajaran pengurus lainnya yang akan bertugas mengembangkan program kealumnian. 

Pelantikan Kamada PBI 2025-2028

Pelantikan ini, diharapkan dapat menjadi sarana untuk membangun jaringan yang lebih solid, berbagi pengalaman, dan menciptakan peluang baru bagi alumni serta civitas akademika PBI UAD.

Kaprodi PBI UAD, Sucipto, M.Pd. B.I., Ph.D.

Sucipto, Ph.D., selaku Kaprodi PBI UAD, menyampaikan harapan besar dari terbentuknya KAMADA.

“Melalui syawalan ini para alumni bisa saling bersilaturahmi dengan sesama alumni dan dosen. Diharapkan jejaring yang terbentuk akan saling menginspirasi, memberikan informasi, dan bekerja sama untuk kemajuan bersama,” ujarnya.

Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D.

Muhammad Sayuti, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FKIP UAD, turut menegaskan pentingnya networking dalam kehidupan profesional.

“Momentum ini membangun dan memperkuat networking. Networking adalah aset sosial yang bernilai tinggi. Orang sukses pasti memiliki jaringan yang kuat, salah satu jaringan itu bisa melalui Kamada PBI ini” jelasnya.

Purnomo, S.T., M.M., selaku Pimpinan Pusat Keluarga Alumni UAD

Purnomo, S.T., M.M., selaku Pimpinan Pusat Keluarga Alumni UAD, berharap KAMADA PBI UAD menjadi organisasi alumni yang aktif dan bermanfaat.

“Pelantikan ini diharapkan menjadi awal terbentuknya jaringan alumni yang lebih kuat. Alumni dapat saling berbagi pengalaman, menciptakan peluang, dan memberikan inspirasi bagi adik-adik mahasiswa,” ungkapnya.

Radita Anjar Hirdanto, Ketua KAMADA PBI UAD periode 2025–2028

Radita Anjar Hirdanto, Ketua KAMADA PBI UAD periode 2025–2028, juga mengungkapkan rasa syukurnya setelah dilantik.

“Saya merasa bangga bisa kembali ke PBI. Terima kasih kepada prodi dan semua pihak yang mendukung acara ini. Semoga KAMADA menjadi wadah yang memberi manfaat bagi alumni dan almamater,” tuturnya.

Salah satu alumni angkatan 2009, Miftah Royani, S.Pd., M.A., turut mengungkapkan kebahagiaannya.

“Saya sangat senang bisa hadir di acara syawalan dan pelantikan ini. Ini momen yang luar biasa untuk bertemu dosen dan teman-teman lama. Semoga KAMADA PBI membawa berkah untuk kita semua,” katanya.

Acara syawalan ini menjadi langkah awal yang kuat untuk mempererat komunikasi antara alumni dan prodi. KAMADA PBI UAD diharapkan mampu menjadi jembatan dalam memperluas jaringan dan berbagi pengalaman. Serta bisa memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan program studi ke depannya.

Yogyakarta — Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (HMPS PBI EDSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar rangkaian acara Syawalan dan English Camp Batch 2024 bertajuk SYMPHONIA pada Jumat–Sabtu, 18–19 April 2025. Nama SYMPHONIA merupakan singkatan dari Syawal Moment with Phaedria and Niafora, di mana Phaedria melambangkan ikatan persahabatan yang mendalam, dan Niafora menyimbolkan rasa kesatuan dan kebersamaan. Kedua simbol ini menjadi landasan nilai dalam kegiatan yang sarat nuansa kekeluargaan dan semangat belajar tersebut. Kegiatan dibuka dengan agenda Syawalan di Laboratorium Bahasa A, Kampus 4 UAD, yang menghadirkan Ustadz Muhammad Ziya Ul Albab sebagai pemateri. Ketua HMPS PBI EDSA 2024/2025, Derly Syahputra, menyampaikan sambutan pembuka sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara.

Ketua HMPS PBI EDSA 2024/2025

“Syawalan ini bukan hanya menjadi momen untuk saling memaafkan, tetapi juga mempererat tali persaudaraan setelah bulan Ramadhan. Semoga English Camp ini menjadi ruang belajar yang menyenangkan dan memperluas wawasan kita semua,” ujarnya.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Program Studi PBI UAD, Sucipto, Ph.D. Ia mengapresiasi inisiatif mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan berbasis keislaman dan edukatif.

“Agenda seperti ini perlu terus dilanjutkan karena mampu memperkuat karakter dan spiritualitas mahasiswa. Saya juga berharap kegiatan berbahasa bisa dikemas dalam bentuk games atau aktivitas menyenangkan lainnya,” tuturnya.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Muhammad Ziya Ul Albab menyampaikan pesan reflektif mengenai pentingnya tetap berbuat baik dan tetap mengejar ilmu. Beliau mengingatkan bahwa kesulitan hidup tidak seharusnya menjadi hambatan, melainkan motivasi untuk terus berkembang dan berkontribusi positif kepada sesama.

“Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti. Kejar impianmu, tapi jangan lalaikan Allah, Rasulullah, dan kematian,” ujarnya, mengajak peserta untuk tetap berpegang pada nilai-nilai spiritual di tengah dinamika kehidupan.

Syawalan dan Makrab PBI UAD Angkatan 2024

Setelah agenda Syawalan, peserta menuju Desa Wisata Plosokuning, Turi, Sleman, untuk mengikuti kegiatan inti English Camp dan malam keakraban (Makrab) hingga Sabtu, 19 April 2025. Di lokasi tersebut, peserta mengikuti berbagai aktivitas untuk memperkuat kebersamaan sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris melalui pendekatan interaktif dan rekreatif.

Songkhla, Thailand — Riesta Chania Sandy, alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2014, baru saja mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Ia dinobatkan sebagai Outstanding Teacher oleh Private Islamic Schools Association of Songkhla Province, Thailand, pada peringatan Hari Guru Nasional Thailand yang jatuh pada 16 Januari 2025 lalu. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia pendidikan, khususnya di Sangkhom Islam Wittaya School, tempat Riesta mengajar selama empat tahun terakhir. Sebelum mengajar di Sangkhom Islam Wittaya School, Riesta sempat mengajar di Uttayan Suksa Krabi School, Thailand. Pengalaman tersebut turut membentuk kompetensinya sebagai pendidik yang adaptif dan berdedikasi tinggi dalam lingkungan multikultural. Secara keseluruhan, ia telah menetap dan mengabdikan diri sebagai pendidik di Thailand selama hampir enam tahun.

“Saya tidak tahu pasti apakah ada syarat tertentu untuk menerima penghargaan ini, tapi saya tahu bahwa saya dipilih oleh sekolah, mungkin karena pengabdian yang konsisten dan kehadiran saya selama bertahun-tahun di sekolah ini,” ujar Riesta dengan rendah hati.

Mengajar dengan Hati: Kunci Dedikasi dan Pengaruh

Riesta percaya bahwa keberhasilannya sebagai pendidik tidak lepas dari satu prinsip utama: mengajar dengan hati.

Riesta Chania Sandy Raih Penghargaan Outstanding Teacher di Thailand

“Ilmu bisa disampaikan siapa saja, tapi yang sampai ke hati siswa itu adalah ketulusan,” ujarnya. Bagi Riesta, seorang guru bukan hanya pengajar materi, tapi juga sahabat perjalanan bagi murid-muridnya. “Dunia pendidikan terus berubah, murid juga berkembang. Kita sebagai guru harus terus belajar dan terbuka dengan hal baru,” tambahnya.


Tantangan di Negeri Orang

Tinggal dan mengajar di luar negeri tentu bukan perkara mudah. Riesta menghadapi tantangan berupa perbedaan sistem pendidikan, budaya kerja, hingga hambatan bahasa. Namun, ia berhasil melewatinya dengan mengandalkan kemampuan interpersonal, belajar dari lingkungan, dan membangun relasi dengan guru lokal maupun guru Indonesia di Thailand. Tak lupa, ia juga mulai mempelajari bahasa Thailand untuk mempermudah komunikasi sehari-hari.

Bekal dari PBI UAD

Pengalaman akademiknya di PBI UAD turut membentuk karakter dan kompetensinya sebagai seorang guru profesional. Ia mengapresiasi pendekatan seimbang antara teori dan praktik yang diterapkan kampusnya. Program magang, mata kuliah strategi pengajaran, serta manajemen kelas menjadi bekal yang sangat berguna dalam kariernya di luar negeri. Dalam proses mengajarnya, Riesta memanfaatkan berbagai media visual dan digital seperti video, game interaktif, serta media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah, seperti flashcards dan storybooks. Pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa di kelas.

Pesan untuk Calon Guru

Bagi para mahasiswa PBI UAD yang sedang meniti jalan menjadi guru, Riesta berpesan untuk menikmati prosesnya. Ia mengingatkan bahwa menjadi guru bukan soal tahu segalanya, tapi soal kemauan untuk terus belajar dan peduli.

“Ilmu yang kalian bagikan bakal jadi amal jariyah. Jadi, tetap semangat, tetap rendah hati, dan jangan lupa: jadi guru itu keren!” imbuhnya dengan semangat.

Langkah Selanjutnya

Tak berhenti sampai di sini, penghargaan ini justru menjadi pemantik semangat bagi Riesta untuk terus berkembang. Ia bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang S2, khususnya di bidang pendidikan bahasa atau pengembangan kurikulum, demi memperluas wawasan dan memperdalam pengaruhnya sebagai pendidik.

Riesta Chania Sandy adalah bukti nyata bahwa ketulusan, semangat belajar, dan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Hal ini dapat membawa seorang guru menuju pengaruh yang lebih luas — hingga lintas negara.